Mengapa Gen Z Lebih Suka TikTok daripada Koran? Simak Analisisnya!!!!

Di era digital yang serba cepat ini, ada satu fenomena menarik yang mencuri perhatian: generasi Z, atau Gen Z, lebih memilih menggulir TikTok daripada membuka lembaran koran. Fenomena ini bukan sekadar soal gaya hidup atau tren sesaat, tapi mencerminkan pergeseran besar dalam cara kita mengonsumsi informasi. Lalu, apa sih alasan di balik pergeseran ini? Yuk, kita kupas tuntas dalam analisis berikut ini!!!!
1. Media Cetak vs. Media Sosial: Soal Kecepatan dan Aksesibilitas
Koran adalah media yang mengandalkan proses panjang: menulis, menyunting, mencetak, dan mendistribusikan. Sementara itu, TikTok hanya butuh hitungan detik untuk mengunggah video. Gen Z, yang lahir dan besar di tengah derasnya arus digital, jelas lebih akrab dan nyaman dengan informasi yang cepat, instan, dan bisa diakses kapan saja lewat smartphone mereka.
Tidak heran jika TikTok dianggap lebih relevan dan praktis dibandingkan koran. Saat satu berita terjadi, informasi mengenai hal itu bisa langsung viral dalam bentuk video singkat, lengkap dengan narasi, musik, dan visual yang menarik.
2. Gaya Penyajian: Visual, Cepat, dan Menghibur
Koran mengandalkan teks, bahkan bisa dibilang padat dan serius. Sebaliknya, TikTok menyajikan informasi dalam bentuk video yang kreatif dan menghibur. Gen Z dikenal sebagai generasi dengan rentang perhatian yang lebih pendek, dan mereka cenderung lebih menyukai konten berdurasi 15–60 detik yang bisa langsung mengena.
Bayangkan, siapa yang lebih menarik perhatian Gen Z: berita ekonomi dalam kolom panjang atau video lucu dengan ringkasan ekonomi dunia dalam satu menit, lengkap dengan meme dan efek suara yang viral?
3. Interaktivitas dan Algoritma yang Mengerti
Salah satu kekuatan utama TikTok adalah algoritmanya yang super canggih. Ia bisa memahami preferensi pengguna dan menyajikan konten yang benar-benar “gue banget.” Algoritma ini membuat pengguna merasa dimengerti dan terus ingin kembali.
Sementara itu, koran tidak bisa menawarkan personalisasi. Semua pembaca mendapatkan informasi yang sama, tanpa mempertimbangkan minat dan ketertarikan masing-masing individu. TikTok membuat pengalaman membaca berita menjadi lebih personal dan engaging. Bahkan, Gen Z bisa ikut berkomentar, membuat duplikat (duet), atau membagikan pendapat mereka secara langsung.
4. Demokratisasi Informasi
TikTok memberi kesempatan pada siapa saja untuk menjadi pembuat konten dan menyebarkan informasi. Gen Z tidak hanya menjadi konsumen, tapi juga produsen berita. Banyak akun Gen Z yang memberikan rangkuman berita, analisis sosial, bahkan edukasi politik dengan gaya mereka sendiri.
Berbeda dengan koran yang biasanya dimonopoli oleh institusi media besar, TikTok lebih terbuka dan inklusif. Ini membuat Gen Z merasa punya suara dan peran aktif dalam menyebarkan informasi, bukan hanya menjadi penonton pasif.
5. Format Multi-Topik dalam Sekejap
Di TikTok, dalam waktu lima menit, Gen Z bisa menonton berita politik, tutorial make-up, konten motivasi, hingga video lucu. Koran, meskipun menyajikan berbagai rubrik, tetap mengharuskan pembaca membaca secara runtut dan berurutan. TikTok menyediakan keragaman itu dalam satu aliran konten tanpa batas.
Baca Jumlah :
Gen Z yang multitasking dan cepat bosan tentu lebih tertarik dengan format serba cepat ini. Mereka bisa menyerap informasi banyak dalam waktu singkat, dengan format yang lebih ringan dan mudah dicerna.
6. Faktor Sosial dan Budaya Pop
Gen Z hidup di tengah budaya pop yang lekat dengan tren, meme, dan challenge viral. TikTok adalah panggung utama dari semua itu. Ketika informasi disajikan dalam format yang “pop”, Gen Z jauh lebih mudah tertarik dan terdorong untuk menyimaknya.
Koran? Jelas kalah saing dalam aspek ini. Tidak ada musik latar, filter lucu, atau gaya bahasa santai yang bisa membuat berita terasa seru dan relate.
7. Lingkungan dan Efisiensi
Tidak bisa dipungkiri juga bahwa Gen Z semakin sadar terhadap isu lingkungan. Koran, sebagai media cetak, masih menggunakan kertas yang menambah limbah. Sementara itu, TikTok berbasis digital dan lebih ramah lingkungan dalam pandangan mereka.
Selain itu, biaya berlangganan koran juga menjadi pertimbangan. TikTok gratis. Cukup dengan kuota internet atau WiFi, informasi bisa mengalir tanpa batas.
Penutup: Bukan Sekadar Tren, Tapi Revolusi Konsumsi Informasi
Perpindahan preferensi dari koran ke TikTok bukan semata soal tren sesaat. Ini adalah bagian dari revolusi cara manusia—terutama Gen Z—mengkonsumsi informasi. Mereka menuntut informasi yang cepat, visual, personal, interaktif, dan seru. Koran yang tidak mampu beradaptasi dengan gaya hidup baru ini akan semakin tertinggal.
Namun bukan berarti jurnalisme mati. Justru jurnalisme harus berevolusi. Banyak media kini sudah hadir di TikTok, menyajikan berita dengan gaya Gen Z tanpa mengorbankan integritas informasi. Di sinilah masa depan informasi berada: di titik temu antara substansi dan gaya penyajian yang mengena.